Perlu untuk diketahui, ada berbagai faktor yang dapat mempengaruhi nilai tukar suatu mata uang. Sebagai seorang trader yang dituntut untuk memiliki pemahaman yang benar tentang pasar forex, maka Anda perlu memahami ilmu dasar tentang apa yang menggerakan nilai tukar mata uang itu sendiri.
Nilai mata uang selalu relatif berubah terhadap mata uang lain sehingga Anda diharuskan memiliki strategi sederhana untuk membandingkan dua ekonomi negara satu sama lain.
Misalnya, ketika Anda membeli Dolar AS, pada dasarnya Anda membeli bagian dari pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat. Harga dolar AS, seperti harga saham perusahaan yang diperjual-belikan di pasar berjangka, mencerminkan ekspektasi pasar terhadap kinerja ekonomi Amerika Serikat saat ini dan di masa depan.
Kinerja politik dan ekonomi, tingkat inflasi, tingkat suku bunga, defisit transaksi berjalan, utang publik, jumlah uang beredar serta kegiatan spekulatif dan psikologi pasar semuanya dapat mempengaruhi nilai tukar mata uang asing.
Beberapa faktor dasar yang mempengaruhi nilai tukar mata uang asing ditentukan oleh 7 faktor, di antaranya:
1. Kinerja politik dan ekonomi - Negara-negara yang stabil secara politik dengan kinerja ekonomi yang kuat sangat menarik bagi investor. Sementara itu gejolak politik, dapat menyebabkan hilangnya kepercayaan terhadap mata uang yang mengarah pada devaluasi. Tentu kita bisa melihat contoh ini ketika pada saat Pilpres tahun 2018 lalu, ketika nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sedikit bergejolak di level 13 - 14 ribu Rupiah.
2. Tingkat inflasi - Secara umum, negara-negara dengan tingkat inflasi yang lebih rendah dalam rentang waktu tertentu dapat mengapresiasi nilai mata uang karena daya beli di pasar domestik meningkat sehingga meningkatkan perputaran ekonomi di dalam negeri, sehingga ekonomi yang selalu berputar akan relatif meningkatkan nilai tukarnya terhadap mata uang lainnya.
3. Tingkat suku bunga - Suku bunga memiliki dampak jangka pendek yang signifikan terhadap nilai tukar, meskipun dalam beberapa kasus juga memiliki dampak jangka panjang seperti contoh kasus The Fed di saat pandemi lalu. Perbedaan suku bunga dapat menyebabkan perbahan modal, terutama modal (capital flow) jangka pendek yang mengalir dari satu negara ke negara lain.
4. Defisit transaksi berjalan – Kebijakan yang menetapkan nilai tukar tetap, surplus atau defisit transaksi berjalan jangka pendek suatu negara memiliki pengaruh yang kecil terhadap nilai tukar dibandingkan dengan kebijakan pasar "mengambang". Cina adalah contohnya. Surplus transaksi berjalannya yang besar dan cadangan devisanya tidak berpengaruh pada nilai tukar Yuan. Sementara nilai tukar pasar mengambang diadopsi oleh mayoritas banyak negara yang mengijinkan nilai tukar mata uang dijual=belikan secara bebas.
5. Pasar Mengambang - Dalam sistem nilai tukar mengambang, status transaksi berjalan mempengaruhi nilai tukar suatu negara sampai batas tertentu. Contoh Amerika Serikat ketika beberapa bank dan lembaga keuangan besar membeli dolar AS untuk membantu Federal Reserve dalam menangani krisis tahun 2008 silam.
6. Utang publik – Pertumbuhan domestik didorong oleh pinjaman lokal di dalam negeri, oleh karena itu utang publik juga menjadi faktor kunci dalam nilai mata uang.
7. Uang beredar – Likuiditas memungkinkan aliran uang tunai yang tinggi di pasar domestik dan merupakan kondisi tanda pasar yang matang. Kurangnya pasokan uang atau likuiditas bisa menghambat pertumbuhan ekonomi.
8. Aktivitas spekulatif dan psikologi pasar – Seperti semua aspek kehidupan kita, pasar keuangan juga dipengaruhi oleh sentimen para pelaku pasar itu sendiri.
Nah, itulah beberapa faktor dasar yang sangat mempengaruhi nilai tukar mata uang. Masih ada materi lainnya yang membahas tentang hal ini, seperti pada contoh uang beredar yang dipengaruhi oleh aktivitas di sektor ekspor-impor, begitu juga pengaruh dari perubahan tingkat suku bunga.
Jadi, alangkah baiknya Anda juga mempelajari ekonomi makro secara luas untuk mengetahui dampak dan pengaruhnya bagi perubahan nilai mata uang.