Bila di renungi kembali, banyak sekali krisis finansial yang sudah dialami di dunia ini. Sejarah pasti berulang, dan krisis pasti selalu datang dan pergi sesuai keinginannya sendiri,tidak ada yang bisa memprediksi, serta tidak ada yang bisa mencegah lebih dini. Ini dikarenakan faktor manusia yang berbeda-beda latar belakangnya. Krisis bisa terjadi oleh beberapa hal, contohnya seperti yang sudah terjadi semisal;


  1. Krisis perbankan dimana terjadi penarikan besar-besaran di pasara Asia (1997-1998).
  2. Penggelembungan Aset, seperti yang terjadi pada Doctom Bubble (2000), Housing Bubble (2008),Comodity Bubble (2007-2008).
  3. Serangan Spekulasi terhadap mata uang, sehingga mata uang turun tajam akibat dari spekulan yang membeli/menjual dengan dana besar,contoh Asia(1997-1998), Rusia(1998).
  4. Resesi,yaitu perlambatan ekonomi dunia, misalnya pada tahun 1929. Resesi berkepanjangan akan mengakibatkan depresi. Bila efeknya parah,bisa menimbulkan kejadian seperti depresi besar (Great Depression) di tahun 1929-1939 yang lampau.

Apa yang terjadi disaat krisis melanda dengan mata uang ? Ada kaitannya yang sangat erat. Jika terjadi krisis yang cukup hebat, akan berdampak pada harga saham menjadi jatuh dan pasar akan memasuki Bearish yang cukup panjang. Sesuai yang terjadi pada 1-3 tahun yang lalu. Perekonomian menjadi lesu.Bank sentral mau tidak mau menurunkan suku bunga. Jika krisis melanda, maka semua bank sentral di negara-negara dengan pair mata uang otomatis akan menurunkan suka bunganya. Sehingga mata uang apapun akan jatuh.

Dimasa depan mungkin akan ada lagi krisis yang siap melanda perekonomian dunia. Kita juga tidak tahu apakah akan berdampak besar atau bisa ditangani sehingga pasar tidak panik dan berantakan. Yah, inilah pasar modal, entah itu Obligasi,saham,Forex,Komoditas dan sebagainya. Sebagai trader kita harus mau tidak mau siap menghadapi krisis yang akan datang. Dan membuat strategi yang bisa menstabilkan kantong kita.

Semoga Bermanfaat