Struktur Investasi

Sebelum membahas perihal perdagangan Valuta asing atau forex, mari kita bahas perihal tentang dunia investasi terlebih dahulu secara sekilas untuk mengingatkan kembali pemahaman kita. Pada dasarnya investasi dibagi menjadi 2 bagian, yaitu:

  • Investasi di sektor rill
  • Investasi di sektor keuangan (financial invesment).

Jika Anda tergolong sebagai seorang safe investor yang tidak menyukai risiko atau guncangan-guncangan dalam portofolio investasi Anda, tampaknya forex bukan jenis investasi yang cocok bagi Anda.

Tetapi, bila Anda seorang yang berani risk taker, maka bisnis ini barangkali menjadi investasi yang tepat buat Anda. Sebab, trading forex merupakan investasi yang memiliki pergerakan sangat cepat baik dalam hal likuiditas maupun pergerakan harganya.

Secara sederhana, trading forex bisa memberi keuntungan sebesar puluhan hingga ratusan persen dalam satu hari, tapi ia juga bisa menyebabkan Anda kehilangan uang dalam jumlah yang sama dalam tempo yang singkat.

Pada tahun 1970-an hingga akhir 1990-an, sebagian besar pemilik uang lebih memilih menanamkan uangnya di sektor riil, seperti mendirikan pabrik (manufaktur), perumahan, pertanian, perkebunan, perdagangan, dan Iain-lain.

Baru setelah krisis moneter yang menimpa Indonesia pada tahun 1997-2000, para pemodal mulai mencari investasi lain yang bisa menghasilkan return lebih tinggi dalam tempo yang lebih singkat.

Saat itulah, investasi di sektor finansial (financial investment) mulai berkembang bahkan mengalami booming, termasuk di Indonesia.

Para pemilik modal lebih memilih sektor keuangan sebagai lahan investasinya karena bidang ini memang memiliki beberapa keunggulan, misalnya, lebih likuid, tingkat returnnya relatif lebih tinggi dan lebih cepat, kendati hal tersebut juga sebanding dengan risikonya.

Selain itu, produk yang ditawarkan di sektor investasi keuangan juga banyak, di antaranya saham, index, valas/forex, komoditi, dan lain sebagainya.

Keunggulan sektor finansial ini seakan bertolak belakang dengan sektor riil, Investasi di sektor riil memiliki berbagai kelemahan, misalnya dalam hal modal. Sektor ini cenderung membutuhkan modal besar. Karena besarnya modal, maka likuiditasnya juga tidak secepat di sektor finansial.

Sebagai contoh, kita membeli properti berupa lahan dan bangunannya sebagai lahan investasi. Kelebihan investasi ini adalah nilainya jarang turun dan selalu meningkat dari waktu ke waktu.

Namun, di sisi lain, setelah beberapa tahun, bila kita hendak mencairkan (meng-uangkan) investasi tersebut, maka kita harus mencari seseorang yang memiliki dana yang cukup untuk membeli rumah yang nilainya barangkali sudah naik puluhan hingga ratusan persen.

Mencari pembeli seperti itu tidak mudah, Di sinilah masalah likuiditas muncul. Selain itu, kelemahan lainnya dari sektor riil adalah cenderung membutuhkan waktu lebih lama agar dapat berkembang.

Lalu di mana posisi trading forex? Trading forex berada dalam golongan pasar uang (money market) dan bursa komoditi berjangka. Trading forex merupakan investasi pada sektor finansial yang tergolong paling high risk high return.

Artinya, peluang memperoleh profit sangat besar bahkan dapat mencapai puluhan persen per harinya, namun dibarengi juga memiliki risiko yang tinggi bila tidak dikelola secara baik.

Konsep high risk-high return ini perlu dipahami secara jelas, sehingga diperlukan kehati-hatian ekstra. Pada dasarnya, semua jenis investasi memiliki kemungkinan untung atau rugi.

Besarnya potensi kerugian akan sebanding dengan besarnya potensi keuntungan yang dapat diperoleh. Semakin besar potensi keuntungan yang dapat diperoleh, maka semakin besar pula potensi kerugian yang bisa terjadi.

Bicara soal potensi kerugian, dalam bisnis forex sebenarnya ada cara untuk meminimalisasi hal tersebut, yaitu melalui fasilitas money and risk management dan kemampuan melakukan analisis, dengan menggunakan stop loss.

Semakin baik Anda mengelola money and risk management dan mampu menganalisis pergerakan harga pasar, maka semakin kecil potensi loss yang terjadi.

Tapi, jika money and risk management yang Anda terapkan tidak baik, dan analisis Anda juga tidak akurat, maka peluang terjadinya loss akan sangat besar.