Saham Reksadana

Investasi Reksadana tentu saja memiliki semacam Risk (Resiko), dimana resiko Reksadana bisa dibilang sangat sempit. Resiko hanya terletak pada kelalaian seorang Manager Investasi yang bertugas mengelola dana / modal yang ditanamkan pada reksadana, kemudian di investasikan kepada beberapa instrumen mereka termasuk Saham, Obligasi, Efek maupun Sekuritas.

Resiko lain yang muncul adalah timbulnya SCAM (Penipuan / Pelarian Dana) dari sebuah Bank Kustodian yang bertugas melakukan fungsi administrasi keuangan dan menjaga dana yang kita investasikan. Secara keseluruhan, hanya ada 2 resiko yang bisa dibilang lebih kecil daripada resiko yang dimiliki oleh Instrumen Investasi Langsung di bursa Saham maupun Efek.

Selain memiliki Resiko yang sangat sempit, tentu saja Reksadana tidak boleh disalah artikan sebagai suatu Investasi yang hanya bisa dilakukan oleh kalangan elit atau orang kaya saja. Reksadana sekali lagi, “Bisa dilakukan oleh siapa saja”, termasuk orang aam sekalipun. Karena minimum dana yang dibutuhkan untuk investasi reksadana terbilang cukup kecil. Sebagai contoh, MNC Group sudah membuka pilihan investasi reksadana yang dapat dimulai dengan uang sekitar Rp. 90.000 saja.

Disamping kemudahan dan kesempatan profit yang lebih tinggi, tentu saja kita sebagai Investor selalu dapat meminimalisir Resiko yang muncul dengan beberapa tips dibawah ini.

  • Perhatikan Profil Resiko dan Tujuan Investasi

Sebagai seorang investor, tentu saja kita harus menetapkan apa tujuan sebenarnya kegiatan Investasi kita sekaligus memperhatikan, menghitung, dan mengambil resiko yang perlu diambil dalam sebuah investasi. Ketetapan hati dalam pengambilan resiko diperlukan karena setiap bisnis & investasi baik Real maupun Non-Real tetap memiliki resiko yang harus diambil.

Tujuan sebuah Investasi dapat diklasifikasikan dalam tiga bentuk :

  • Jangka Pendek
  • Jangka Menengah
  • Jangka Pendek

Perlu dicatat bahwa Reksadana Saham “Lebih Maksimal” jika ditetapkan sebagai Investasi Jangka Panjang (misalnya : 5 tahun), karena cenderung memberikan hasil yang positif dalam jangka panjang. Sedangkan Reksadana Pendapatan “Lebih Cocok” digunakan untuk target jangka pendek dan menengah (1 hingga 2 tahun), karena cenderung memberikan potensi yang lebih tinggi dalam fluktuasi harga jangka pendek.

Jika pemilihan target dan pilihan investasi tidak berkesinambungan, tentu saja hasilnya akan menjadi rancu. Sebab jika Reksadana Saham diterapkan dalam jangka pendek, tentu saja fluktuasi harganya bisa saja cenderung turun disaat ada sebuah fundamental / sentimen yang mempengaruhi pasar.

Analisa terlebih dahulu seluruh detail mulai karakteristik produk yang anda incar sebelum terjun pada investasi tersebut. High Risk High Return tentu saja perlu tetap kita kendalikan dalam level yang bisa kita tanggung, bukan meresikokan suatu hal seperti berjudi, karena konsep Investasi jelas sangat berbeda dengan berjudi.

  • Umur Investasi Keuangan Reksadana

Tentu saja sebelum mengambil suatu produk investasi Reksadana, kita harus mendapatkan segala informasi tentang produk tersebut. Biasanya, produk yang telah berumur lebih terjamin kinerjanya di masa-masa yang sulit, aripada produk yang masih Fresh (Baru). Namun, perlu diperhatikan juga bahwa produk Reksadana yang sudah memiliki cukup umur seringkali memiliki harga yang cederung tinggi karena telah mendapatkan NAB (Nilai Aktiva Bersih) atau harga per unit.

  • Pilih Manajer Investasi Dengan Portofolio Yang Kredibel

Sembarangan memilih Manajer Investasi, sama dengan “Bunuh Diri”. Setidaknya, mintalah bukti portofolio pada Manaje Investasi yang akan menghandle Reksadana anda sebelum benar-benar mempercayai mereka. Semakin kredibel seorang Manajer Investasi, dapat dilihat dari jangka panjang, bukan hanya mendalami konsep “One Shoot One Kill”.

Selain beberapa Tips diatas, ada beberapa hal yang dapat kita pertimbangkan dikemudian hari jika kita benar-benar memutuskan ingin ber-investasi pada Reksadana yaitu :

  • Return Level dari Reksadana, atau seberapa besar tingkat pengembalian yang ditawarkan. ‘
  • Management Fee, atau biaya untuk management (pembelian, penjualan, serta biaya pengelolaan dana).

Pada intinya, sebagai seorang Investor, anda harus benar-benar mencari semua referensi terkait dengan Produk Investasi Reksadana dan Pengelola Investasi selengkap mungkin. Sehingga, Resiko yang muncul nantinya akan menjadi terkendali.