Pengaruh Saham dan Forex

Tingginya volatilitas yang terjadi pada pasar forex selama beberapa tahun belakangan ini membuat banyak trader semakin hati-hati terhadap pengaruh market forex pada pasar saham dan pasar obligasi.

Karenanya, apabila para trader saham, trader komoditas maupun obligasi ingin membuat keputusan yang lebih berkualitas dalam tradingnya, maka mereka seharusnya ikut juga mengetahui dan mendalami perkembangan pasar forex.

Bagi para trader saham, terutama yang mayoritas saham utamanya adalah perusahaan yang mengekspor produknya ke Eropa dan Amerika Serikat, sebaiknya memonitor perkembangan nilai tukar mata uang EUR/ USD untuk memprediksi laba dan keuntungan saham perusahaan yang dia miliki.

Antara tahun 2003 dan 2004, misalnya, sektor manufaktur di Eropa memprotes penguatan yang terjadi secara signifikan pada euro dan pelemahan terhadap dolar yang menyebabkan mahalnya harga barang yang berasal dari Eropa di mata para konsumen Amerika serikat.

Demikian juga halnya para trader indeks Nikkei, harus berhati-hati terhadap perkembangan yang terjadi pada dolar US, terutama pengaruh yang diakibatkannya pada pergerakan indeks Nikkei.

Selama 10 tahun terakhir, perekonomian Jepang hampir mengalami stagnasi. Pada saat terjadi rebound mutual dan hedge funds di Amerika mengalami kepanikan dan melakukan perubahan pada portofolio yang mereka miliki.

Ketakutan akan kehilangan kesempatan yang menguntungkan pada saat terjadi recovery di Jepang merupakan faktor utama kepanikan tersebut.

Pada saat yang bersamaan, mereka berusaha memborong begitu banyak dolar dengan alasan mengcover biaya fluktuasi akibat terjadinya recovery ekonomi di Jepang.

Permasalahan sesungguhnya apabila hal itu terjadi adalah terlihatnya dampak yang cukup signifikan pada suku bunga di Amerika, begitu juga pengaruh kebijakan-kebijakan moneter yang dikeluarkan oleh The Fed.

Hubungan DJIA dengan USD cukup harmonis, seperti halnya S&P 500 d engan USD benar-benar memiliki korelasi yang positif. Biasanya, bila terjadi penguatan pada DJIA dan SP 500, maka dolar USD pun ikut menguat.

Tapi, bila DJIA dan S&P 500 menguat sementara dolar US melemah, maka hal ini merupakan indikasi kurang percayanya investor terhadap stabilitas jangka panjang ekonomi AS. Ini disebabkan DJIA menjadi indeks yang digunakan untuk mengukur performa komponen industri di pasar saham Amerika.

Nah, seperti itulah kira-kira pengaruh pergerakan saham terhadap pasar forex ataupun sebaliknya. untuk lebih mendalami bisnis trading forex anda pun juga dituntut untuk mempelajari pergerakan saham, karena pergerakan kedua investasi ini saling berkaitan dan berhubungan satu sama lain.